Sesungguhnya musibah-musibah yang menimpa kaum muslimin saat ini beRupa
pendeRitaaan, kesulitan dan kesempitan baik pada haRta maupun keamana, baik yang
menyangkut pRibadi ataupun sOcial, sesungguhnya disebabkan Oleh maksiat-maksiat
yang meReka lakukan. Sikap meReka yang meninggalkan peRintah-peRintah Allah
seRta meninggalkan penegakkan syaRi’at Allah, bahkan ada diantaRa meReka
mencaRi-caRi hukum selain daRi syaRi’at Allah yang telah menciptakan seluRuh
makhluk. Allah Yang paling sayang teRhadap meReka daRipada kasih sayang ibu-ibu
dan bapak-bapak meReka. Dan Yang paling mengetahui kemaslahatan dan kebaikan
bagi meReka daRipada diRi meReka sendiRi. Allah beRfiRman,
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللّهِ شَهِيداً
Kebaikan apa saja yang kita Rasakan baik beRupa kenikmatan ataupun
keamanan sesungguhnya Allahlah yang telah mengaRuniakannya kepada kita. Dialah
yang telah membeRikan kaRunia kepada kita (beRupa kemudahan untuk bisa melakukan
hal-hal yang menyebabkan datangnya kebaikan-kebaikan. Dialah yang telah
menyempuRnakan kenikmatan bagi kita.
Sesungguhnya kebanyakan ORang-ORang sekaRang mengembalikan sebab
musibah-musibah yang meReka alami, baik musibah yang menyangkut haRta atau yang
menyangkut keamanan dan pOlitik, meReka mengembalikan sebab-sebab
musibah-musibah ini hanya kepada sebab-sebab alami, mateRi, atau kepada sebab
peRgOlakan pOlitik, atau sebab peRekOnOmian, atau kepada sebab peRselisihan
tentang daeRah peRbatasan antaRa dua NegaRa.
Tidak disangsikan lagi, hal ini disebabkan kuRangnya pemahaman meReka dan lemahnya iman meReka dan kelalaian meReka daRi mentadabbuRi Al-QuR’an dan sunnah-sunnah Rasulullah.
Sesungguhnya dibalik semua sebab-sebab mateRi, alami teRsebut adalah sebab syaR’i, yang meRupakan sebab timbulnya seluRuh musibah dan malapetaka. PengaRuhnya lebih kuat, lebih besaR, daRipada sebab-sebab mateRi di atas. Sedangkan sebab-sebab mateRi meRupakan saRana timbulnya musibah dan bencana sesuai dengan kOnsekwensi daRi sebab-sebab syaR’iyah beRupa bencana dan hukuman. Allah beRfiRman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak
keRusakan di daRat dan di laut disebabkan kaRena peRbuatan tangan manusia,
supaya Allah meRasakan kepada meReka sebahagian daRi (akibat) peRbuatan meReka,
agaR meReka kembali (ke jalan yang benaR).” (QS. AR-Ruum: 41)
BeRsyukuRlah atas kenikmatan-kenikmatan yang Allah kaRuniakan kepada
kalian. Nikmat yang telah kalian Rasakan dan kalian nikmati. Wahai pengikut nabi
Muhammad, kalian adalah umat yang paling baik daRipada umat nabi-nabi yang lain,
kalian telah dimuliakan Oleh Allah. Allah tidak menimpakan kebinasaan yang
menyeluRuh yang menghancuRkan seluRuh umat sekaligus sebagaimana yang telah
Allah timpakan kepada kaum ‘Aad tatkala Allah binasakan meReka dengan angin yang
sangat dingin lagi amat kencang. Allah timpakan angin itu kepada meReka selama
tujuh malam dan delapan haRi teRus meneRus; maka kamu dengaR kaum ‘Aad pada
waktu itu mati beRgelimpangan.
Allah juga tidak menimpakan hukuman kepada umat ini sebagaimana hukuman
yang Allah timpakan kepada kaum Tsamud, yang ditimpa suaRa yang sangat keRas dan
mengguntuR dan gempa. Sehingga meReka menjadi mayat-mayat yang beRgelimpangan di
tempat tinggal meReka (lihat: QS 54-31 dan QS 7: 78), tidak juga sebagaimana
hukuman yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Luth yang Allah kiRimkan kepada
meReka hujan batu daRi tanah yang teRbakaR dengan beRtubi-tubi. Allah
membalikkan negeRi kaum Luth. (lihat: QS 11: 82)
Sesungguhnya Allah dengan kebijaksanaanNya dan RahmatNya kepada ummat ini, Allah menjadikan hukuman kepada meReka akibat dOsa-dOsa dan kemaksiatan yang dikeRjakan meReka beRupa penguasaan sebagian meReka teRhadap yang lain sesama kaum muslimin. Allah beRfiRman:
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُم بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُل لَّسْتُ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍ لِّكُلِّ نَبَإٍ مُّسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah:"Dia yang beRkuasa untuk mengiRimkan azab kepadamu, daRi atas
kamu atau daRi bawah kakimu atau Dia mencampuRkan kamu dalam gOlOngan-gOlOngan
(yang saling beRtentangan) dan meRasakan kepada sebahagian) kamu kepada
keganasan sebahagian yang lain. PeRhatikanlah, betapa Kami mendatangkan
tanda-tanda kebesaRan Kami silih beRganti agaR meReka memahami(nya). Dan kaummu
mendustakannya (azab) padahal azab itu benaR adanya. Katakanlah:"Aku ini bukan
ORang yang diseRahi menguRus uRusanmu.Untuk tiap-tiap beRita (yang dibawa Oleh
Rasul-Rasul) ada (waktu) teRjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS.
Al-An’am: 65-67)
Ibnu
katsiR menyebutkan, banyak hadits beRkaitan dengan ayat yang peRtama.
DiantaRanya adalah hadits yang dikeluaRkan Oleh Imam Al-BukhaRi daRi JabiR bin
Abdillah Radhiyallahu ‘anhu, beliau beRkata, “Tatkala tuRun fiRman Allah (yang
aRtinya), “Katakanlah: “Dia yang beRkuasa
untuk mengiRimkan azab kepadamu, daRi atas kamu”, Nabi
beRkata,
أَعُوْذُ بوَجْهكَ
أَعُوْذُ بوَجْهكَ
هَذه أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَرُ
Dan hadits yang dikeluaRkan Oleh Imam Muslim daRi Sa’ad bin Abi Waqqas, beliau beRkata,
أَقْبَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حَتَّى مَرَرْنَا عَلَى مَسْجِدِ بَنِى مُعَاوِيَةَ فَدَخَلَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَصَلَّيْنَا مَعَهُ وَنَاجَى رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ طَوِيلاً قَالَ « سَأَلْتُ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ ثَلاَثاً سَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِى بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِى بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا
“Kami peRgi beRsama Rasulullah hingga kami melewati sebuah masjid bani Mu’awiyah maka Rasulullahpun masuk dalam masjid teRsebut kemudian beliau shOlat dua Raka’at, maka kamipun shOlat beRsama beliau. Beliaupun
lama beRmunajat kepada Allah, setelah itu beliau beRkata (kepada kami), “Aku
meminta kepada RObku tiga peRkaRa. Aku meminta kepadaNya agaR Dia tidak
membinasakan umatku dengan meneggelamkan meReka maka Dia mengabulkan
peRmintaanKu. Dan aku meminta kepadaNya agaR Dia tidak membinasakan umatku
dengan musim kemaRau yang beRkepenjangan (yaitu sebagaimana yang menimpa kaum
FiR’aun) maka Dia mengabulkan peRmintaanku. Dan aku meminta kepadaNya agaR tidak
menjadikan meReka saling beRtentangan (beRpeRang satu dengan yang lainnya) maka
Dia tidak mengabulkan peRmintaanku”
Sesungguhnya kalian beRiman dan mempeRcayai kebenaRan ayat-ayat ini
dan kalian beRiman dan membenaRkan hadits-hadits yang shahih daRi Rasulullah,
namun kenapakah kalian tidak meRenungkanya…??, kenapa kalian tidak meRenugkan
kandungannya..??, kenapa kalian tidak mengembalikan sebab musibah dan malapetaka
yang menimpa kalian kepada kekuRang dan kelemahan agama kalian hingga kalian
kembali kepada Rabb kalian. Sehingga kalian menyelamatkan jiwa kalian daRi
sebab-sebab kebinasaan dan kehancuRan??
BeRtakwalah kepada Allah, takutlah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah,
lihatlah kepada kOndisi kalian, beRtaubatlah kepada Allah dan luRuskanlah jalan
kalian menuju kepadaNya.
Wahai umat
Muhammad, ketahuilah
bahwa seluRuh musibah dan fitnah yang menimpa kalian akibat daRi peRbuatan
kalian, akibat daRi dOsa-dOsa kalian. Maka hendaklah kalian beRtaubat daRi
setiap dOsa yang kalian lakukan, kembalilah kepada jalan Allah dan beRlindunglah
kalian kepada Allah daRi fitnah, ujian, dan bencana, baik bencana dunia maupun
bencana yang beRkaitan dengan agama, beRupa syubhat-syubhat dan syahwat (hawa
nafsu) yang telah meRintangi umat ini daRi agama Allah dan menjauhkannya daRi
jalan salaf. Sehingga umat ini teRjeRumus ke juRang api neRaka.
Sesungguhnya fitnah (bencana) yang menimpa hati lebih besaR dan lebih
bahaya dan lebih buRuk akibatnya daRipada bencana dunia, kaRena bencana dunia
bagaimanapun juga akan musnah cepat atau lambat. Sedangkan bencana yang menimpa
agama seseORang, maka akibatnya adalah keRugian di dunia dan akhiRat. Allah
beRfiRman, “Katakanlah: “Sesungguhnya
ORang-ORang yang Rugi ialah ORang-ORang yang meRugikan diRi meReka sendiRi dan
keluaRganya pada haRi kiamat”. Ingatlah yang demikian itu adalah keRugian yang
nyata”. (QS. 39: 15)
Ya
Allah jadikanlah kami teRmasuk mukmin yang sebenaR-benaRnya, yang meReka
mengembalikan sebab musibah yang melanda meReka kepada sebab yang hakiki yaitu
sebab syaR’I yang telah Engkau jelaskan dalam kitabMu melalu lisan RasulMu
Mumamad.
Ya
Allah kaRuniakanlah bagi umat ini dan bagi paRa pemimpin-pemimpin meReka agaR
kembali taubat kepada Engkau dengan taubat yang sebenaR-benaRnya, kaRena
kebaikan paRa pemimpin meRupakan kebaikan bagi umat yaitu kabaikan meReka
meRupakan sebab kebaikan bagi umat.
Wahai hamba-hamba Allah beRtakwalah dan takutlah kalian kepada Allah,
waspadalah kalian daRi sikap melalaikan syaRi’at Allah…. hati-hatilah kalian
daRi sikap lalai teRhadap ayat-ayat Allah…hati-hatilah kalian daRi sikap lalai
daRi mentadabbuRi kitabullah (Al-QuR’an)… hati-hatilah kalian teRhadap sikap
lalai daRi mengenal sunnah-sunnah Rasulullah. Sesungguhnya pada Al-QuR’an dan
sunnah-sunnah Nabi teRdapat sumbeR kebahagiaan kalian di dunia dan di akhiRat
jika kalian memegang teguh kepada sunnah-sunnah Nabi dengan membenaRkan segala
pengkhabaRan Rasulullah dan melaksanakan peRintah-peRintah Rasulullah.
Mungkin
ada sebagian ORang Ragu dan menanamkan keRaguan pada ORang lain tentang masalah
maksiat-maksiat meRupakan sebab timbulnya musibah dan bencana. Hal ini kaRena
kelemahan iman dan kuRangnya meReka meRenungkan kandungan isi Al-QuR’an. Saya
akan bacakan kepada meReka dan yang sejenis meReka. FiRman Allah (yang aRtinya):
“Jikalau sekiRanya penduduk negeRi-negeRi
beRiman dan beRtaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada meReka beRkah daRi
langit dan bumi, tetapi meReka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
meReka disebabkan peRbuatannya. Maka apakah penduduk negeRi-negeRi itu meRasa
aman daRi kedatangan siksaan Kami kepada meReka di malam haRi di waktu meReka
sedang tiduR?. Atau apakah penduduk negeRi-negeRi itu meRasa aman daRi
kedatangan siksaan Kami kepada meReka di waktu matahaRi sepenggalahan naik
ketika meReka sedang beRmain?. Maka apakah meReka meRasa aman daRi azab Allah
(yang tidak teRduga-duga) Tiadalah yang meRasa aman daRi azab Allah kecuali
ORang-ORang yang meRugi. (QS. Al-A’:99)
Sebigian salaf mengatakan, “Jika engkau melihat Allah membeRikan kenikmatan membeRikan kenikmatan kepada seseORang sedangkan engkau melihat ORang ini teRus melakukan kemaksiatan maka ketauhilah bahwa ini adalah tipuan Allah kepadanya, dan ORang teRsebut masuk dalam katagORi fiRman Allah,
سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
Sesungguhnya kemaksiatan sangat mempengaRuhi keamanan NegaRa, sangat beRpengaRuh teRhadap ketentRaman bangsa dan peRekOnOmiannya, seRta mempengaRuhi hati-hati Rakyat.
Meskipun beRbagai kemaksiatan teRpampang di depan mata dengan beRbagai
macam dan Raga, jika kita saling bahu membahu mencegahnya sesuai dengan
kemampuan kita, insya Allah semuanya akan siRna dan baRakah akan dituRunkan ke
muka bumi.
Saya
mengajak diRi saya sendiRi dan kalian wahai saudaRa-saudaRaku untuk beRsatu di
jalan Allah dan saling beRgandengan tangan dalam menegakkan syaRi’at Allah,
saling menasehati satu dengan yang lainnya, beRdialOg dengan siapa saja yang
memang butuh untuk diajak dialOg namun dengan metOde yang teRbaik dan dengan
hujjah (aRgumentasi) daRi Al-QuR’an dan As-Sunnah seRta dengan aRgumentasi akal,
tidak membiaRkan paRa pelaku kebatilan tetap dalam kebatilan meReka kaRena
meReka beRhak untuk kita jelaskan kepada meReka kebenaRan yang hakiki kemudian
kita memOtivasi meReka untuk melaksanakannya seRta kita jelaskan juga kepada
meReka kebatilan meReka dan kita mempeRingatkan meReka daRi kebatilan teRsebut.
Kita
mOhOn kepada Allah agaR mengembalikan ORang yang sesat daRi umat ini kepada
jalan yang benaR, agaR menjadikan kita saling beRgandengan tangan dalam
melaksanakan kebenaRan, saling tOlOng menOlOng dalam mengeRjakan kebajikan dan
ketakwaan hingga kit mengembalikan apa-apa yang telah siRna beRupa kemuliaan dan
ketinggiannya, sesungguhnya Allah yang Menguasai hal itu dan Maha mampu
mewujudkannya.